Wednesday 30 January 2013

Menyibak Kehidupan Severus Snape (arvisha)

Link asli dan sambungannya ada di sini

----------

Severus Snape memang hanyalah tokoh fiksi karangan Joanne Kathleen Rowling pada seri Harry Potter. Ia tidak nyata, ia tidak pernah ada dalam kehidupan ini. Namun, pengaruhnya cukup kuat, seakan-akan ia nyata dan pahlawan besar pada abad ini. Para penggemar, pembaca, dan penonton Harry Potter sudah pasti mengenalinya, pernah membencinya, lalu kemudian berbalik mengagumi bahkan jatuh hati padanya. Ya, Severus Snape merupakan sosok yang tiada duanya!

A. Kehidupan Severus Snape pada Kehidupan Harry Potter

Profesor Severus Snape digambarkan di awal kemunculannya (Harry Potter and Philosopher's Stone) sebagai seorang guru yang sangat galak, suka menghukum, pilih kasih hanya terhadap anak-anak dari asramanya saja, dan terlihat sangat membenci Harry. Bahkan ia dicurigai trio (Harry, Hermione, dan Ron) sebagai orang yang bermaksud mencelakai Harry dan akan mencuri Philosopher's Stone. Pada akhir cerita, kecurigaan-kecurigaan itu tidak terbukti. Prof. Quirrel-lah pelakunya. Prof. Snape malah melindungi Harry agar tidak jatuh dari sapunya ketika dimantrai Quirrel. Sebenarnya di sini sudah sedikit terlihat kebaikan Snape. Namun, Rowling dengan cerdasnya mengembalikan pemikiran pembaca bahwa Snape merupakan tokoh antagonis di buku-buku selanjutnya. Pembaca pun melupakan sedikit kebaikan Snape, bahkan tidak menyadari bahwa tindakan-tindakan Snape di buku-buku berikutnya merupakan upaya untuk melindungi Harry.

Pada tahun kedua Harry di Hogwarts, ketika Harry dan Ron mendapatkan masalah dengan Flying Ford Anglia dan berusaha masuk ke kastil tanpa ketahuan, Snape malah memergoki mereka yang sedang mengintip di jendela Aula Besar, memarahi mereka, membawa mereka ke kantornya, lalu menghubungi Profesor McGonagall dan Profesor Dumbledore untuk memberikan hukuman pada dua anak itu. Pada cerita ini, Snape tampak sangat jahat dan berusaha mengeluarkan Harry dari Hogwarts, namun sebenarnya ia mencemaskan Harry yang tidak datang dengan kereta api sekolah. Hanya Snape yang peduli dan memperhatikan bahwa Harry belum tiba dan berusaha mencarinya. Hanya Snape yang peduli terhadap berita dari Evening Prophet mengenai kekacauan yang dibuat oleh Flying Ford Anglia itu. Pada tahun yang sama pula, Snape berusaha melindungi Harry dengan membebaskannya dari mantra Tarrantalegra yang dilakukan Malfoy, serta menatap penuh makna ketika mengetahui Harry merupakan parselmouth. Dia mungkin mengkhawatirkan kemampuan Harry itu akan membahayakan Harry sendiri.

Pada tahun ketiga, Severus Snape masih berupaya melindungi Harry namun tetap terlihat jahat. Betapa marahnya ketika dia tahu bahwa Harry berkeliaran di Hogsmeade tanpa izin, sementara ada narapidana yang diduga mengincar nyawa Harry berkeliaran. Selain itu, Severus mengikuti trio ke Shrieking Shack, dan ternyata di sana mereka menjumpai Sirius Black yang masih dianggap narapidana berbahaya yang mengkhianati sahabatnya sendiri (James Potter) serta Remus Lupin yang merupakan werewolf. Tindakan ini lebih terlihat jelas di film ketiga Harry Potter daripada di bukunya.

Snape melindungi trio dari amukan werewolf


Pada tahun keempat, tindakan perlindungan Snape tidak terlalu tampak. Namun Snape selalu terlibat pada setiap momen penyelenggaraan piala api. Mulai dari rapat penentuan apakah Harry Potter diizinkan untuk menjadi salah satu peserta (Snape menentangnya), sampai akhir acara yang memakan korban Cedric Diggory. Snape tampak mencurigai keterlibatan pelahap maut pada acara itu, dan kecurigaannya terbukti. Barty Crouch Jr-lah yang berada di belakang layar untuk membangkitkan kembali Lord Voldemort dan membinasakan Harry Potter.

Pada tahun kelima, Snape lebih sering berada di dekat Harry. Dumbledore memerintahkannya untuk mengajari Harry Oclumency. Snape sering mengingatkan Harry agar tidak menjalin pikiran dengan Voldemort. Snape pun termasuk salah satu anggota Orde Phoenix, hal ini menjadi nilai positifnya di mata Hermione, walau Harry dan Ron masih berpikir negatif tentangnya.Alasan kebencian Snape terhadap Harry yang disebabkan dendamnya terhadap James Potter (yang mulai terkuak pada tahun ketiga Harry), makin diketahui. Harry pun memahami sikap Snape dan menyesal atas sikap ayahnya. Namun percakapannya dengan Siriua tentang hubungan ayahnya dan Snape, menghapus rasa sesal itu. Hubungan Harry dan Snape kembali merenggang, Snape tampak semakin membencinya, karena Harry terpergok sedang masuk ke Pensievenya, bahkan ingatannya yang paling buruk.

Severus remaja sedang dipermalukan James


Masih pada tahun yang sama, Snape berupaya melindungi Harry dari Umbridge dan Voldemort. Snape memberikan Veritaserum palsu pada Marietta Edgecombe, ketika Marietta mengadu pada Umbridge mengenai adanya grup Dumbledore's Army yang dibentuk Harry. Selain itu, Snape-lah yang menghubungi Dumbledore ketika Harry dan teman-temannya pergi ke Kementrian Sihir untuk menyelamatkan Sirius. Tanpa kehadiran Dumbledore saat itu, bisa saja Harry sudah terbunuh.

Pada awal tahun keenam Harry di Hogwarts, lagi-lagi Snape-lah yang mencoba mencari tahu keterlambatan Harry. Lagi-lagi Snape-lah yang menyambut Harry. Sebenarnya tambah terlihat kepedulian Snape terhadap Harry. Namun, lagi-lagi Jo mengemas rahasia besar Snape dengan baik. Snape justru tampak semakin mencari masalah dengan Harry. Apalagi di akhir buku ini, diceritakan bahwa Snape membunuh Dumbledore, mengkhianati Orde Phoenix! Ah, para pembaca semakin dibuat membenci dan mengutuki Snape. Jo is so brilliant!!!

Kebaikan-kebaikan Severus Snape baru terkuak setelah beliau wafat. Hal ini menyebabkan rasa sesal yang mendalam tidak hanya bagi Harry Potter sendiri, namun seluruh pembacanya. Rasa sesal ini menghasilkan rasa simpati, empati, kagum, bahkan cinta kepada tokoh itu melebihi pada tokoh yang lain. Terkuaklah rahasia terbesar Severus Snape, cintanya yang begitu dalam pada Lily Evans, kesetiaannya pada sosok yang ia cintai itu, pengorbanannya, rasa sakitnya, rasa sesal yang disebabkan perilakunya terhadap Lily yang menyebabkan Lily menjauhinya (menyebut Lily "mudblood"), bahkan Lily terbunuh (menyampaikan ramalan Trelawney pada Voldemort, sehingga Voldemort pun mengejar keluarga Potter). Snape menyimpan semua perasaannya rapat-rapat, hanya Dumbledore yang tahu. Namun, sebenarnya kalau diperhatikan, ekspresi wajah Snape yang selalu sama itu (dingin, hampa, kaku, dan terlihat galak), merupakan eksperesi seseorang yang menyimpan luka yang amat dalam dan selalu menyesalinya.

Eksperesi wajah Snape


Severus Snape terlihat dari luar sebagai antek Voldemort di Hogwarts. Jabatannya sebagai Headmaster banyak yang menentang, termasuk Hogwarts sendiri yang awalnya tidak mau menerima lukisannya. Namun, di balik semua itu, ternyata dialah pembela sejati Hogwarts, pelindung tak terlihat, selalu menjaga murid dan rekannya. Berjuang hingga akhir hayat.



0 comments: